Cara Merawat Injeksi Bahan Bakar dan Tanda Kerusakannya
Teknologi fuel injection pada mobil injeksi kini menjadi standar karena lebih efisien, hemat bahan bakar, serta respons mesin yang lebih halus. Namun, sistem injeksi tetap membutuhkan perawatan yang tepat agar kinerjanya tidak menurun seiring waktu.
Jika Anda mengabaikannya, konsumsi bensin bisa jadi boros, tenaga berkurang, bahkan mesin dapat mogok mendadak. Artikel ini membahas cara merawat injeksi bahan bakar dan tanda-tanda kerusakannya agar mobil Anda tetap bekerja optimal setiap hari.
Tips Merawat Injeksi Bahan Bakar Mobil
Berikut tips yang bisa Anda terapkan untuk merawat bahan bakar mobil injeksi agar terhindar dari kerusakan:
-
Menggunakan Bahan Bakar yang Tepat
Hal paling sederhana namun sering diabaikan adalah memilih bahan bakar dengan oktan sesuai rekomendasi pabrikan. Mobil injeksi sangat sensitif terhadap kualitas bensin.
Jika Anda menggunakan oktan yang terlalu rendah, pembakaran tidak sempurna dan injektor cepat kotor. Akibatnya, performa mesin menurun dan emisi meningkat.
Untuk pemakaian harian, pastikan Anda mengikuti standar oktan minimal yang tercantum pada buku manual. Menggunakan oktan lebih tinggi juga boleh, terutama jika Anda sering melewati jalur menanjak atau membawa beban berat.
-
Bersihkan Injektor secara Berkala
Injektor adalah komponen penting yang menyemprotkan bensin ke ruang bakar. Seiring pemakaian, kotoran atau endapan dari bahan bakar bisa menumpuk pada ujung injektor.
Jika injektor tersumbat, semprotan tidak merata, mesin menjadi pincang, dan mobil terasa kehilangan tenaga.
Anda bisa membersihkannya dengan dua cara:
-
Menggunakan cairan injector cleaner yang dituangkan ke tangki bensin. Cara ini cocok untuk perawatan ringan.
-
Membersihkan injektor di bengkel menggunakan alat khusus. Metode ini lebih efektif untuk injektor yang sudah sangat kotor.
Idealnya, lakukan pembersihan setiap 10.000–20.000 km tergantung kondisi pemakaian.
-
Rutin Mengganti Filter Bahan Bakar
Filter bahan bakar berfungsi menyaring kotoran sebelum bensin masuk ke injektor. Jika filter tersumbat, suplai bensin menjadi tidak stabil. Anda mungkin merasakan tarikan mobil yang tidak merata atau mesin yang ngelitik.
Gantilah filter bahan bakar setiap 20.000–40.000 km atau sesuai rekomendasi pabrikan. Jika Anda sering mengisi bensin di SPBU yang berbeda-beda, sebaiknya ganti lebih cepat untuk mencegah penumpukan kotoran.
-
Periksa Tekanan Pompa Bahan Bakar
Pompa bensin atau fuel pump juga memengaruhi kinerja mobil injeksi. Tekanan yang terlalu lemah membuat bensin tidak tersalurkan optimal, sedangkan tekanan yang berlebihan dapat membuat mesin bekerja tidak stabil.
Bengkel biasanya memiliki alat khusus untuk mengukur tekanan ini.
Tanda-Tanda Sistem Injeksi Mengalami Kerusakan
Selain melakukan perawatan, Anda juga perlu memahami ciri-ciri ketika mobil injeksi mulai bermasalah:
-
Tenaga Mesin Melemah
Mobil terasa berat ketika digas, terutama saat menanjak. Ini bisa terjadi karena injektor kotor atau suplai bensin tidak stabil.
-
Mesin Brebet atau Getar Saat Idle
Getaran yang tidak biasa ketika mobil berhenti bisa menjadi tanda injektor tersumbat atau sensor injeksi mengalami gangguan.
-
Konsumsi Bensin Mendadak Boros
Jika konsumsi bahan bakar meningkat drastis, kemungkinan ada masalah pada injektor atau sensor udara (MAF sensor).
-
Lampu Check Engine Menyala
Sistem injeksi modern dilengkapi sensor yang langsung memberi peringatan melalui lampu indikator di dashboard. Penyebabnya bisa dari injektor, sensor oksigen, hingga fuel pump.
Merawat mobil injeksi sebenarnya tidak sulit asalkan Anda konsisten: gunakan bensin berkualitas, bersihkan injektor, ganti filter bahan bakar, dan lakukan pengecekan berkala. Dengan perawatan rutin, mobil Anda akan tetap bertenaga, irit, serta bebas gangguan.
Jika muncul gejala kerusakan, segera lakukan pemeriksaan agar tidak merusak komponen lain dan menghindari biaya perbaikan yang lebih besar. Kunjungi bengkel Suzuki terdekat untuk perawatan terbaik mobil kesayangan Anda.