Berita

    Hasil Konsumsi BBM Suzuki S-Presso Diajak Jalan ke Luar Kota

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) melakukan pembaruan pada Suzuki S-Presso. Versi penyegarannya hadir pada Februari 2023, tepatnya di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) dengan membawa beberapa peningkatan dari segi fitur serta mesin baru. Suzuki S-Presso model 2023 dibekali mesin K10C 1.000 cc tiga silinder bertenaga 66 Tk pada 5.500 rpm dan torsi 89 Nm di putaran 3.500 rpm. Walau kapasitas sama dengan K10B, tapi diklaim memiliki tingkat efisiensi bahan bakar minyak (BBM) yang lebih baik.
    Apalagi dengan hadirnya fitur engine auto start-stop yang secara fungsi berguna mengurangi penggunaan bahan bakar saat mobil dalam kondisi berhenti, seperti di jalan macet atau menunggu lampu merah.

    Untuk membuktikan keiritannya, redaksi beberapa waktu lalu sempat mengajak S-Presso AGS 2023 road trip singkat menuju Bandung, Jawa Barat sekaligus menjajal ruas fungsional Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisundawu) yang sempat beroperasi saat musim mudik Lebaran. Awal perjalanan dari Jakarta membawa dua penumpang dengan berat badan keseluruhan 162 kg. Usai mengisi penuh tangki bahan bakar menggunakan Pertamax sebanyak 20,51 liter, redaksi langsung tancap gas via jalan tol Jakarta-Cikampek. Kondisi lalu lintas ramai lancar dan sempat menemui beberapa titik kemacetan di Cipularang, AC juga tetap aktif selama perjalanan.

    Mode berkendara cenderung normal, kecepatan konstan di rentang 80 sampai 90 Kpj menyesuaikan rata-rata mengemudi di jalan tol. Total waktu perjalanan dari Jakarta, lalu menjajal ruas fungsional Tol Cisundawu dengan karakter rute menanjak serta menurun, hingga akhirnya sampai ke Bandung sekitar 6 jam lebih. Lumayan lama karena tol fungsional hanya berlaku satu arah. Sehingga untuk kembali menuju Bandung via Cileunyi harus melewati jalan arteri Sumedang dengan jarak kurang lebih 29 km.

    Tiba di Bandung, kondisi bahan bakar berdasarkan indikator masih lebih dari setengah. Sementara di MID, rata-rata konsumsi BBM saat perjalanan hari pertama 21 Kpl, bahkan sempat menyentuh 25 Kpl.

    Berlanjut pada hari berikutnya yang lebih menyusuri kota Bandung sebelum kembali ke Jakarta. Kondisi lalu lintas cukup padat, terutama di beberapa wilayah yang memang ramai seperti Dago, Asia-Afrika, lalu Gedung Sate. Kondisi tersebut membuat S-Presso sering melakukan stop n go. Meski berdasarkan informasi MID rata-rata bahan bakar sempat menyentuh 19 Kpl, tapi adanya fitur engine auto start-stop tak terlalu membuat khawatir. Baca juga: Harga Hatchback Stabil Bulan Ini, Termurah Rp 265,5 Juta Sedikit informasi, fitur engine auto start-stop bekerja otomatis saat mobil berhenti. Menariknya, meski mesin mati tapi kelistrikan seperti audio dan AC tetap menyala. Cara kerja fitur tersebut hampir serupa dengan Ertiga Hybrid, hanya saja pada S-Presso mengandalkan aki, bukan baterai litium. Soal durasi waktu mesin mati juga tergantung dari kondisi aki serta temperatur suhu di kabin. Singkat cerita, setelah sampai Jakarta dengan jarak tempuh mencapai 481 kilometer (km), kami langsung menuju SPBU untuk mengisi penuh tangki BBM seperti awal perjalanan. Hal ini untuk membandingkan perhitungan di MID dengan metode full to full. Total pengisian hingga penuh sebanyak 20,25 liter Pertamax, dan bila dibagi dengan jarak tempuh selama dua hari, hasilnya 23,7 kpl. Artinya, 1 liter BBM mampu membawa S-Presso menempuh jarak hampir 24 km. Sementara berdasarkan MID, hasil yang ditampilkan lebih tinggi, yakni 25,8 kpl, atau 1 liter bensin rata-rata untuk menempuh perjalanan hingga 25,8 km.

    Perbedaannya tidak terlalu jauh, tapi yang jelas kedua hasil tersebut membuktikan soal efisiensi S-Presso 2023. Apalagi hasilnya bisa melebihi klaim mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) yang hanya 20 kpl. Meski demikian, hasil ini tidak bisa dijadikan patokan. Tiap pengendara bisa saja berbeda, tergantung banyak faktor seperti kondisi jalan, cara berkendara, cuaca, jenis bahan bakar, serta kondisi dari mobil.